Lamiya Haji Bashar mengungkapkan bagaimana ia berdiri di pengadilan syariah yang kejam, usai berulang kali mencoba melarikan diri.
“Dia bilang mereka harus membunuhku atau memotong kakiku, agar aku berhenti melarikan diri,” katanya pada Mail on Sunday seperti dilansir The Sun.
“Aku bilang padanya jika kamu memotong satu kakiku, maka aku akan melarikan diri dengan kaki lainnya. Aku katakan pada hakim, aku tak akan menyerah.
Mereka menjawab akan tetap menyiksaku, jika aku tetap berusaha melarikan diri.”
Lamiya, 18 tahun adalah salah satu dari 3000 Yazidi, perempuan yang dijadikan budak seks oleh segerombola teroris.
Dia akhirnya berhasil melarikan diri, usai mencoba melarikan diri kelima kali. Tapi dengan bayaran mahal.
Ia melarikan diri ke wilayah yang dikuasi pemerintah. Ranjau darat meledak melukainya dan menewaskan temannya, Almas (8) dan Katherine (20).
Ledakan itu membuat mata kanannya buta, wajahnya pun tak seperti semula.
“Aku berhasil pada akhirnya, berkat Tuhan, aku berhasil lolos dari orang-orang kafir.”
“Meski aku kehilangan dua mataku, semua tak akan sia-sia, karena aku selamat dari mereka.”
Lamiya diculik dari Desa Kocho, dekat kota Sinjar, pada musim panas 2014 lalu. Orangtuanya mengiranya sudah tewas.
Dalam penculika, Lamiya berada di Suriah dan bagian utara Irak. Dia melihat anak-anak dijual ke laki-laki tua untuk dijadikan budak seks.
Dia juga dipaksa membantu pembuatan bom bunuh diri. Dia mengaku tubuhnya dilempar ke sebuah ruangan kosong dan diperkosa oeh 40 orang.
"Pria ini lebih dari monster. Itu sebabnya aku tetap kuat. Karena ingin menantang hidup yang mereka berikan padaku.”
Dia menceritakan gadis berusia sembilan tahun, Mayada terlihat berfoto di depan bendera ISIS.
Lima orang lain juga berhasil melarikan diri dan kemudian direlokasi ke Jerman.
Adik laki-lakinya berlatih bersama ISIS di camp Mosul. Juga berhasil lari dan sekarang tinggal dengan kerabatnya di Dahuk, wilayah Kurdi, Irak.
Lamiya mengatakan yang pertama jadi ‘tuannya; adalah komandan ISIS yang bernama Abu Mansour tinggal di Raqqa, Suriah.
Dia mencoba melarikan diri dua kali dan tertangkap, kemudian dipukuli dan diperkosa berulangkali.
Usai sebulan, ia mengaku dijual kembali ke ekstrimis ISIS di Mosul.
Setelah dua bulan tinggal, ia dijual kembali. Kali ini kepada seorang pembuat bom yang memaksanya untuk ikut membantu merakieraki 10f8t bom.
“Aku berusaha lari darinya.” “Dia menemukanku dan memukulku.”
Ketika pembuat bom merasa bosan dengannya, ia diserahkan kepada dokter ISIS di Hawija, kota kecil di Irak.
Dari sinilah ia mencoba untuk bisa melarikan diri kembali. (*)
Sumber:tribunnews.com
No comments:
Post a Comment